Senin, 08 April 2013

Latihan Bersama Ketua Forpis Probolinggo Periode 2012-2014




Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB kami telah berkumpul di depan Masjid SMKN 2 Probolinggo ( RSBI ). sambil menunggu kedatangan ketua harian kami, Siska, kami bersosialisasi selama kurang lebih 10 menit. 10 menit kemudian, Siska pun datang dan mengambil alih pimpinan dan menyiapkan pasukan untuk melakukan absen mingguan yang dilaksanakan oleh Tri Cahyo Putro Pamungkas, setelah absensi, kami dibubarkan dan berkumpul kembali di lapangan belakang bersama mbak Vita  dan kemudian memulai pematerian dan pembahasan makalah, selang beberapa saat datang seorang wanita bersama seorang penjemput yang tak lain adalah ketua Forpis saat ini dan penjemputnya sang Sarana dan Prasarana, Mas David. Mbak Eka memberikan beberapa wawasan baru untuk kami serta memberi sedikit pengarahan yang berlangsung kurang-lebih 10 menit.setelah itu acara dilanjutkan dengan pematerian tentang "Siap Siaga Bencana Alam" dengan narasumber Hakim dan Yumita. latihan hari berjalan dengan cukup baik. semoga latihan berikutnya menjadi lebih baik lagi.

Selasa, 19 Februari 2013

Tokoh-Tokoh Palang Merah

I. Jean Henry Dunant

Jean Henry Dunant lahir pada tanggal 8 Mei 1828 di Geneva Swiss. Sejak kecil ia sudah dididik oleh ayahnya untuk merawat anak yatim piatu. Ayahnya adalah Ketua Yayasan perawatan anak yatim piatu dan ibunya aktif dalam perawatan anal-anak perempuan yatim piatu.
Pada tanggal 28 Juni 1859 ia pergi ke Italia sebagai seorang turis yang hendak menikmati liburan musim panas, tetapi kebetulan pada saat itu sedang terjadi perang antara Perancis dan Sardinia melawan Austria . Ia melihat perang itu secara langsung. tentara yang terlibat dalam perang itu sekitar 309.000 orang yang berperang selama 5 jam dan korban yang berjatuhan sekitar 40.000 orang.Perang ini terjadi secara langsung di lapangan terbuka.
Setelah perang selesai korban ditinggalkan begitu saja, inilah yang mengetuk hati kemanusiaan Jean Henry Dunant untuk menolong sesama manusia. Pengalamannya ini ditulis dalam sebuah buku yang diberi judul “Un Souvenir de Solferino” (Sebuah kenangan di Solferino) yang diterbitkan pada tahun 1862.
Pada tahun 1901 Jean Henry Dunant mendapatkan nobel untuk perdamaiaan. Pada tanggal 30 Oktober 1910 ia wafat. Ia dikenal sebagai Bapak Palang Merah Sedunia, sehingga setiap tanggal 8 Mei (hari kelahirannya) di peringati sebagai hari Palang Merah Sedunia.

II. Henry Dufour

Henry Dufour pertama kali memasuki dinas ketentaraan yang akan dijalani seumur hidupnya pada tahun 1810, direkrut sebagai tentara Perancis lima tahun sebelum Napoleon mengalami kekalahan di Waterloo. Dufour, lahir di Constance tahun 1813 dan diobati di sebuah tahanan militer Inggris.
Insinyur Sipil lulusan Encole Polytechnigue Paris ini menghabiskan banyak waktunya untuk membangun rel kereta api, jembatan dan perumahan.Swiss, pada waktu itu belum berbentuk konfederasi dan Dufour memainkan peranan kunci dalam kampanye tentara Swiss untuk berjuang bagi sebuah negara bersatu. Pada tahun 1830, ia mengajukan usul bagi bendera federal yang kemudian menjadi bendera negara tersebut dan sangat terkenal yaitu palang putih diatas latar belakang merah.
Dufour, seorang jendral, menjadi kepala staf tentara Swiss pada saat hura-hura revolusi, perang kemerdekaan dan guncangan akibat pergantian rezim yang terjadi di seluruh Eropa. Namun, ia adalah polisi yang sangat dihormati, pada awal 1860-an ia bertemu dengan J.H Dunant dan membentuk Palang Merah.

III. Gustave Moynier

Gustave Moynier sangat tertarik dengan buku “A Memory of Solferino”. Ia dan J.H Dunant bertemu. Gabungan gagasan mereka memainkan peranan penting dalam pembentukan palang merah. Moynier lahir tahun 1828 dan lulusan sarjana hukum Jenewa dan Paris. Ia menjadi seorang Pilantropis dan pembela hak-hak kemanusiaan dan sosial. Beliau menjadi presiden ICRC selama 46 tahun sejak awal berdiri sehingga Moynier dianggap sebagai arsitek utama organisasi tersebut.
Pada tahun 1873 Moynier membantu pembentukan Institute of International Law di Jenewa yang kemudian dianggap sebagai tokoh pembela hak azasi manusia. Moynier sadar akan kebutuhan prioritas penyebaran makna hak azasi menusia seutuhnya. Kemampuannya sangat diakui sehingga ia memperoleh gelar Doktoral dari Universitas di Eropa dan penghargaan lainnya dari Perancis, Serbia dan Swedia. Tahun 1879, salah satu dari prioritasnya adalah Afrika.

IV. Dr. Theodore Maunoir

Seorang pendiri dan anggota gerakan Palang Merah dan Bulat Sabit Merah, lahir di Jenewa pada tahun 1806. Ia belajar kedokteran di Inggris dan Perancis. Dia menjadi ahli bedah dan anggota Dewan Kesehatan pada komisi Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan masyarakat di Jenewa. Talleyrand, diplomat terkenal melihat bakat Maunoir dalam dunia diplomasi tapi gagal membujuknya karena dia lebih memilih kedokteran.
Maunoir adalah teman Louis Appia, seorang pendiri lain seperti dirinya. Buku sejarah ICRC “From Solferino to Tushima” karya Pierre Boisser menggambarkan Maunoir sebagai seorang yang mempunyai kualitas tinggi. Selain cerdas, ia juga tampan. Isi surat-suratnya mencerminkan bahwa ia memiliki rasa humor yang tinggi .Pemikirannya yang jelas dan akurat sangat membantu Dunant, Dufour, Moynier dan Appia untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian menjadi sebuah gerakan sukarela terbesar di dunia sampai dengan kematiannya tahun 1919.

V. Dr.Louis Appia

Lahir pada tahun 1818 di Frankfurt dan memperolah gelar dokter di Heidelberg pada tahun 1843. Appia menaruh minat khusus pada perkembangan teknik bedah terhadap korban perang. Pada tahun 1859, pada suatu konflik, Appia memobilisasi sumber daya dan bantuan dana untuk menolong mereka yang terluka dan beliau sendiri bekerja di Rumah Sakit Lapangan. Kerja sukarela untuk misi-misi seperti ini adalah bagian penting dalam hidupnya.
Dua tahun kemudian Appia diangkat sebagai Medical Society di Jenewa. Kemudian pada tahun 1863 beliau diminta untuk bekerja dalam sebuah komisi yang membahas gagasan Henry Dunant bagi peningkatan kondisi tentara-tentara terluka di medan perang. Komisi ini kemudian menjadi ICRC. Pada bulan oktober 1863, Appia menyarankan agar para sukarelawan di Zona Perang seharusnya memakai pita lengan putih untuk mengidentifikasi mereka. Dufour kemudian menyarankan agar sebuah tanda pita lengan palang Merah saja yang digunakan.

Senin, 14 Januari 2013

Langkah Dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


LANGKAH-LANGKAH DASAR
1. jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau karena kekerasan yang lain.
2. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain.
3. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan bernafas, luka bakar atau kejutan. Baringkan penderita dan selimuti agar tetap hangat.tetapi jangan sampai terlalu panas.
4. Apabila penderita muntah-muntah dan anda yakin bahwa tidak ada kemungkinan patah tulang leher, maka miringkan tubuhnya ke satu sisi untuk mencegah penderita agar tidak trsendak.
5. Hubungi dokter dan tanyakan tindakan apa yang harus anda lakukan sebelum dokter tiba di tempat.
6. Periksalah keadaan penderita dengan teliti dan hati-hati, jangan melepas pakaian dari penderita luka bakar

Jumat, 11 Januari 2013

Latihan Perdana 2013

Assalamualaikum Saudaraku..
Liburan telah usai, dan saatnya kita kembali lagi menimba ilmu ..
Nah, pada saat inilah sifat manusia yang di namakan "MALAS" itu muncul dan begitu besar pengaruhnya terhadap aktifitas kita.
Biasanya waktu liburan, pagi-pagi dengan badan yang masih belum di beri asupan apa-apa, langsung di genjot sama yang namanya laptop. buka facebook, langsung ON.
Kalau engga, biasanya pagi-pagi bukan malah bangun buat sholat Shubuh, malah bangunnya siang banget, kena efek tidur malem karena keasyikan berselancar di Dunia Maya.
Semua itu boleh kok di lakukan, tapi tetep inget kewajiban dan tanggung jawab dong.
Sebagai anggota PMR ~ Relawan Muda yang di ajarkan untuk bisa bertanggung jawab, berdiri di atas komitmen, serta tidak malas-malasan kita pasti bisa menyeimbangkan dan menempatkan diri kita dengan benar.

Seperti yang di lakukan anggota PMR kita sebagai Relawan Muda Masa Depan.
Hari senin 07/01/2013
Hari pertama masuk sekolah sudah harus melakukan kegiatan rutinnya tanpa di dampingi semua kelas XI~ Latihan PMR.
Hanya satu orang (Wakil Ketua) kelas XI yang bisa mendampingi mereka berkegiatan secara penuh.


Lalu datanglah, Pak Ketua dan Sekretaris II untuk ikut meramaikan latihan perdana di tahun baru ini. Anggota PMR kami ada sebanyak 47 orang, dan senin itu yang datang 3/4 dari jumlah keseluruhan yang sudah di kurangi untuk PRAKERIN. lumayanlah untuk pembuka.

Materi Senin lalu, di isi oleh fasilitator kita : Mbak Fita Rahmawati
dengan materi Penilaian Fisik.


Praktek Angkat Dagu Tekan Dahi 
Mbak Fita menerangkan apa itu GSS?

Pemeriksaan fisik sampai di lengan kiri bagian atas

Inilah sesi tanya jawab pada materi kali ini.

Materi berakhir pada pukul 17.00. waktunya untuk berkemas-kemas dan pulang menuju rumah masing-masing. Semoga materi hari itu bisa bermanfaat bagi anggota PMR SMKN 2 ~ RECKADA. Kegiatan di tutup oleh Ketua Bayangan kita loohh :)

Oke, Wassalamualaikum saudaraku

Minggu, 25 November 2012

Pendidikan dan pelatihan PMR

Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
  1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
  2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
  3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
  4. Remaja adalah kader relawan.
  5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
  1. Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
  2. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
  3. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.
  4. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
  5. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Prinsip Dasar kepalang-merahan

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
  • Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.
  • Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial atau pandangan politik. tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.
  • Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.
  • Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan harus mentaati peraturan hukum yang berlaku dinegara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.
  • Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
  • Kesatuan
Didalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lembaga yang digunakan Palang merah Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah negara bersangkutan.
  • Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir diseluruh dunia. Setiap perhimpunan Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain.

Tingkatan PMR

  1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau
  2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
  3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning